Sejak tahun 1980, Bambang Sumatri mengabdikan dirinya sebagai anggota pertahanan sipil. Dahulu dirinya dihormati oleh warga, namun kini dia mulai merasa tersisihkan.
Bambang telah berpuluh tahun tugas menjaga lingkungan Rw 02, Kelurahan Rawa Bunga, Jatinegara. Berbekal ijazah SMP, ia mengabdikan dirinya sebagai hansip.
"Lulusan SMP saya langsung ikut pelatihan di Rindam Jaya, karena tidak punya biaya lagi untuk sekolah," ujar Bambang ditemui di lingkungan Rw 02, Rawa Bunga, Jakarta Timur, Rabu (17/9/2014).
Sebagai pertahanan sipil, Bambang mendapat pelatihan langsung dari anggota TNI. Selama 10 hari, Ia mendapat bekal pengetahuan tentang pertahanan sipil.
"Diajarin macam-macam dari baris-berbaris sampai bagaimana cara menangkap maling," ujar Bambang sembari memperagakan cara menangkap maling.
Meski telah dimakan zaman, Bambang tak malu mengenakan seragam kebanggaan berwarna hijaunya. "Sekarang antara bangga dengan tidak. Kalau dulu masih ada orang hormati kita, sekarang mah boro-boro," tuturnya.
Beragam pengalaman dirasakannya sebagai hansip. Mulai dari kejar-kejaran dengan maling hingga menjaga keamanan.
"Sukanya kalau nggak ada kejadian kita bisa nyantai, tapi begitu ada kejadian rasanya pleng-plengan kita lari kesana-kesini," imbuh pria asli Betawi ini.
"Kalau malam itu jarang ada kejadian, paling-paling ketemunya mahluk halus. Sekali waktu pernah nangkap maling waktu tahun 84 itu dia nyuri tromol truk begitu saya tangkap langsung bawa ke pospol," imbuhnya.
Terkait keputusan untuk menghapus kewenangan hansip, Bambang hanya bisa pasrah. Bahkan dia akan memilih pensiun dan pulang kampung.
"Paling tidak saya memilih pulang kampung aja, karena udah nggak ada kerjaan lagi," lanjutnya.
Secara pribadi Bambang mengaku kecewa akan hilangnya keputusan tersebut. Namun Ia juga tidak menampik keberadaan dirinya sudah tak diakui pemerintah.
Bambang telah berpuluh tahun tugas menjaga lingkungan Rw 02, Kelurahan Rawa Bunga, Jatinegara. Berbekal ijazah SMP, ia mengabdikan dirinya sebagai hansip.
"Lulusan SMP saya langsung ikut pelatihan di Rindam Jaya, karena tidak punya biaya lagi untuk sekolah," ujar Bambang ditemui di lingkungan Rw 02, Rawa Bunga, Jakarta Timur, Rabu (17/9/2014).
Sebagai pertahanan sipil, Bambang mendapat pelatihan langsung dari anggota TNI. Selama 10 hari, Ia mendapat bekal pengetahuan tentang pertahanan sipil.
"Diajarin macam-macam dari baris-berbaris sampai bagaimana cara menangkap maling," ujar Bambang sembari memperagakan cara menangkap maling.
Meski telah dimakan zaman, Bambang tak malu mengenakan seragam kebanggaan berwarna hijaunya. "Sekarang antara bangga dengan tidak. Kalau dulu masih ada orang hormati kita, sekarang mah boro-boro," tuturnya.
Beragam pengalaman dirasakannya sebagai hansip. Mulai dari kejar-kejaran dengan maling hingga menjaga keamanan.
"Sukanya kalau nggak ada kejadian kita bisa nyantai, tapi begitu ada kejadian rasanya pleng-plengan kita lari kesana-kesini," imbuh pria asli Betawi ini.
"Kalau malam itu jarang ada kejadian, paling-paling ketemunya mahluk halus. Sekali waktu pernah nangkap maling waktu tahun 84 itu dia nyuri tromol truk begitu saya tangkap langsung bawa ke pospol," imbuhnya.
Terkait keputusan untuk menghapus kewenangan hansip, Bambang hanya bisa pasrah. Bahkan dia akan memilih pensiun dan pulang kampung.
"Paling tidak saya memilih pulang kampung aja, karena udah nggak ada kerjaan lagi," lanjutnya.
Secara pribadi Bambang mengaku kecewa akan hilangnya keputusan tersebut. Namun Ia juga tidak menampik keberadaan dirinya sudah tak diakui pemerintah.
"Kalau sekarang hansip dihilangkan terus siapa yang mau jaga keamanan lingkungan? Memangnya di daerah perkotaan ini masih ada warga yang siskamling gitu, " tuturnya. (Detik)
0 Response to "Nasib HANSIP, Riwayatmu kini.."
Posting Komentar