Peristiwa Rawa Gede
Untuk menunjukkan bahwa pertahanan Indonesia masih eksis, di beberapa tempat MPHS melakukan perang urat syarat. Yang paling menggegerkan, saat KH Noer Alie memerintahkan pasukan bersama masyarakat di Tanjung Karekrok dan Rawa Gede, Karawang untuk membuat bendera merah-putih ukuran kecil terbuat dari kertas minyak.
Ribuan bendera tersebut lalu ditancapkan di setiap pohon dan rumah penduduk. Maksudnya, untuk membangkitakan moral rakyat bahwa di tengah-tengah kekuasaan Belanda masih ada perlawanan. Kemudian KH Noer Alie dan pasukannya melanjutkan perjalanan ke desa-desa lain.
Aksi herois tersebut membuat Belanda terperangah. Belanda yang menduga pemasangan bendera merah-putih dilakukan TNI, langsung mencari-cari Mayor Lukas Kustaryo. Namun Lukas tidak ditemukan, sehingga Belanda marah dan membunuh sekitar 400 orang warga sekitar Rawa Gede.
Pembantaian yang terkenal dalam laporan De Exceseen Nota Belanda itu, di satu sisi mengakibatkan terbunuhnya rakyat dari pihak rakyat, namun disisi lain para petinggi Belanda dan Indonesia tersadar kalau di Karawang, Cikampek, Bekasi, dan Jakarta, masih ada kekuatan Indonesia. Sedangakan citra Belanda kian terpuruk, karena telah melakukan tindakan pembunuhan keji terhadap penduduk yang tidak berdosa.
Untuk menunjukkan bahwa pertahanan Indonesia masih eksis, di beberapa tempat MPHS melakukan perang urat syarat. Yang paling menggegerkan, saat KH Noer Alie memerintahkan pasukan bersama masyarakat di Tanjung Karekrok dan Rawa Gede, Karawang untuk membuat bendera merah-putih ukuran kecil terbuat dari kertas minyak.
Ribuan bendera tersebut lalu ditancapkan di setiap pohon dan rumah penduduk. Maksudnya, untuk membangkitakan moral rakyat bahwa di tengah-tengah kekuasaan Belanda masih ada perlawanan. Kemudian KH Noer Alie dan pasukannya melanjutkan perjalanan ke desa-desa lain.
Aksi herois tersebut membuat Belanda terperangah. Belanda yang menduga pemasangan bendera merah-putih dilakukan TNI, langsung mencari-cari Mayor Lukas Kustaryo. Namun Lukas tidak ditemukan, sehingga Belanda marah dan membunuh sekitar 400 orang warga sekitar Rawa Gede.
Pembantaian yang terkenal dalam laporan De Exceseen Nota Belanda itu, di satu sisi mengakibatkan terbunuhnya rakyat dari pihak rakyat, namun disisi lain para petinggi Belanda dan Indonesia tersadar kalau di Karawang, Cikampek, Bekasi, dan Jakarta, masih ada kekuatan Indonesia. Sedangakan citra Belanda kian terpuruk, karena telah melakukan tindakan pembunuhan keji terhadap penduduk yang tidak berdosa.
0 Response to "Serial KH. Noer Alie - Pahlawan Nasional dari Tanah Betawi (Bagian VIII) | Oleh Ali Anwar "
Posting Komentar