Menelisik tentang asal mula Bahasa betawi adalah salah satu hal yang tersulit, Karena masih kurangnya literatur mengenai asal muasal suku Betawi, namun menurut beberapa para ahli Sejarawan dan budayawan seperti Sagiman MD mengatakan Sejarah Betawi diawali pada masa zaman batu sudah ada sejak zaman neolitikum. penduduk asli Betawi adalah penduduk Nusa Jawa sebagaimana orang Sunda, Jawa, dan Madura, serta telah ada pada sekitar tahun 3500 – 3000 sebelum masehi.
Sementara Yahya Andi Saputra (Alumni Fakultas Sejarah UI), berpendapat bahwa penduduk asli Betawi adalah penduduk Nusa Jawa. Menurutnya, dahulu kala penduduk di Nusa Jawa merupakan satu kesatuan budaya. Bahasa, kesenian, dan adat kepercayaan mereka sama. Dia menyebutkan berbagai sebab yang kemudian menjadikan mereka sebagai suku bangsa sendiri-sendiri.
Pertama, munculnya kerajaan-kerajaan di zaman sejarah.
Kedua, kedatangan penduduk dari luar Nusa Jawa.
Terakhir, perkembangan kemajuan ekonomi daerah masing-masing.
Penduduk asli Betawi berbahasa Kawi (Jawa kuno). Di antara penduduk juga mengenal huruf hanakacara (abjad bahasa Jawa dan Sunda). Jadi, penduduk asli Betawi telah berdiam di Jakarta dan sekitarnya sejak zaman dahulu . Menurut Etimoogi kata dari Betawi digunakan untuk menyatakan suku asli yang menghuni Jakarta dengan menggunakan bahasa Melayu kreol juga kebudayaan Melayu.
Mengenai asal mula kata Betawi, menurut para ahli dan sejarawan ada beberapa acuan diantaranya :
Pitawi (Bahasa Melayu Polynesia Purba) yang artinya larangan. Perkataan ini mengacu pada komplek bangunan yang dihormati di Batu Jaya. Sejarahwan Ridwan Saidi mengaitkan bahwa Kompleks Bangunan di Batu Jaya, Karawang merupakan sebuah Kota Suci yang tertutup, sementara Karawang, merupakan Kota yang terbuka.
Betawi (Bahasa Melayu Brunei) di mana kata “Betawi” digunakan untuk menyebut giwang. Nama ini mengacu pada ekskavasi di Babelan, Kabupaten Bekasi, yang banyak ditemukan giwang dari abad ke-11 M.
Flora guling Betawi (cassia glauca), famili papilionaceae yang merupakan jenis tanaman perdu yang kayunya bulat seperti guling dan mudah diraut serta kokoh. Dahulu kala jenis batang pohon Betawi banyak digunakan untuk pembuatan gagang senjata keris atau gagang pisau. Tanaman guling Betawi banyak tumbuh di Nusa Kelapa dan beberapa daerah di pulau Jawa dan Kalimantan. Sementara di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, guling Betawi disebut Kayu Bekawi. Ada perbedaan pengucapan kata “Betawi” dan “Bekawi” pada penggunaan kosakata “k” dan “t” antara Kapuas Hulu dan Betawi Melayu, dan ini biasa terjadi dalam bahasa Melayu, seperti kata tanya apakah atau apatah yang memiliki persamaan makna atau arti.
Kemungkinan nama Betawi yang berasal dari jenis tanaman pepohonan ada kemungkinan benar. Menurut Sejarahwan Ridwan Saidi Pasalnya, beberapa nama jenis flora selama ini memang digunakan pada pemberian nama tempat atau daerah yang ada di Jakarta, seperti Gambir, Krekot, Bintaro, Grogol dan banyak lagi. “Seperti Kecamatan Makasar, nama ini tak ada hubungannya dengan orang Makassar, melainkan diambil dari jenis rerumputan” Sehinga Kata “Betawi” bukanlah berasal dari kata “Batavia” yang nama lama dari Kota Jakarta pada masa Hindia Belanda.
Perbedaan Bahasa Betawi Jakarta dengan Betawi Bekasi
Menurut para Ahli sejarawan dan budayawan yang telah di ulas sebelumnya, Bahasa Betawi Asli berasal dari masyarakat Betawi sendiri yang dahulu mendiami Kota Jakarta ( Batavia ) dan kota Pelindung Batavia ( Jabodetabek ), lalu karena banyaknya Masyarakat pendatang dari luar kota Jakarta banyak yang menetap, mengakibatkan masyarakat Asli betawi bergeser atau berpindah tempat ke Pinggiran Jakarta seperti Bekasi, depok, Tangerang, Karawang, Bogor, dan Banten.
Masyarakat betawi asli yang pindah tersebut membawa bahasa Asli Betawi, sedangkan Masyarakat Asli Betawi yang masih menetap di Jakarta ( Batavia ) berubah bahasa dikarenakan terjadi pencampuran antar bahasa dan juga budaya dengan kelompok Masyarakat Pendatang atau etnis ( seperti orang Sunda, Jawa, Bali, Bugis, Makassar, Ambon, dan Melayu serta suku-suku pendatang, seperti Arab, India, Tionghoa, dan Eropa ) Tak heran jika saat ini terdapat perbedaan Bahasa atau pengucapan kata serta budaya antara Betawi Jakarta dengan Bekasi.
Masyarakat pada umumnya saat ini banyak yang menyebut atau mengenal Betawi Bekasi dengan sebutan Betawi Pinggiran ( Betawi Ora ), sedangkan yang tinggal di Ibu Kota Jakarta menyebutnya dengan Betawi Pusat. Intinya adalah dari para Ahli mengatakan Aslinya tidak ada perbedaan antara Betawi Bekasi dengan Jakarta karena mereka satu Nenek moyang. Untuk Bekasi sendiri daerah yang masih menggunakan bahasa Betawi Ora adalah Cikarang, Babelan, Tambun masih menggunakan Logat Betawi Ora, sedangkan yang dikota Bekasinya sudah terjadi percampuran Bahasa.
Ini ada beberapa bahasa betawi Pinggiran:
Bagen = biarkan
Nibla=Loncat
Engkong =Kakek
Nyak=ibu
Baba=Bapak
Tegongan=tikungan
Jaro=Pagar dr bambu
Gutekan=area wilaah
Tolong pembaca tambain lagi yak!
mamang=paman.
Semoga Bahasan ini bermanfaat bagi yang Ingin Mengetahui asal bahasa Betawi Bekasi, Untuk lebih jelasnya bisa mencari literatur lainnya di Perpustakaan Nasional, atau bertanya kepada tokoh – tokoh Sejarah dan Budaya.
Sumber : http://www.bekasiurbancity.com/blog/2014/05/07/asal-bahasa-betawi-bekasi/
Sementara Yahya Andi Saputra (Alumni Fakultas Sejarah UI), berpendapat bahwa penduduk asli Betawi adalah penduduk Nusa Jawa. Menurutnya, dahulu kala penduduk di Nusa Jawa merupakan satu kesatuan budaya. Bahasa, kesenian, dan adat kepercayaan mereka sama. Dia menyebutkan berbagai sebab yang kemudian menjadikan mereka sebagai suku bangsa sendiri-sendiri.
Pertama, munculnya kerajaan-kerajaan di zaman sejarah.
Kedua, kedatangan penduduk dari luar Nusa Jawa.
Terakhir, perkembangan kemajuan ekonomi daerah masing-masing.
Penduduk asli Betawi berbahasa Kawi (Jawa kuno). Di antara penduduk juga mengenal huruf hanakacara (abjad bahasa Jawa dan Sunda). Jadi, penduduk asli Betawi telah berdiam di Jakarta dan sekitarnya sejak zaman dahulu . Menurut Etimoogi kata dari Betawi digunakan untuk menyatakan suku asli yang menghuni Jakarta dengan menggunakan bahasa Melayu kreol juga kebudayaan Melayu.
Mengenai asal mula kata Betawi, menurut para ahli dan sejarawan ada beberapa acuan diantaranya :
Pitawi (Bahasa Melayu Polynesia Purba) yang artinya larangan. Perkataan ini mengacu pada komplek bangunan yang dihormati di Batu Jaya. Sejarahwan Ridwan Saidi mengaitkan bahwa Kompleks Bangunan di Batu Jaya, Karawang merupakan sebuah Kota Suci yang tertutup, sementara Karawang, merupakan Kota yang terbuka.
Betawi (Bahasa Melayu Brunei) di mana kata “Betawi” digunakan untuk menyebut giwang. Nama ini mengacu pada ekskavasi di Babelan, Kabupaten Bekasi, yang banyak ditemukan giwang dari abad ke-11 M.
Flora guling Betawi (cassia glauca), famili papilionaceae yang merupakan jenis tanaman perdu yang kayunya bulat seperti guling dan mudah diraut serta kokoh. Dahulu kala jenis batang pohon Betawi banyak digunakan untuk pembuatan gagang senjata keris atau gagang pisau. Tanaman guling Betawi banyak tumbuh di Nusa Kelapa dan beberapa daerah di pulau Jawa dan Kalimantan. Sementara di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, guling Betawi disebut Kayu Bekawi. Ada perbedaan pengucapan kata “Betawi” dan “Bekawi” pada penggunaan kosakata “k” dan “t” antara Kapuas Hulu dan Betawi Melayu, dan ini biasa terjadi dalam bahasa Melayu, seperti kata tanya apakah atau apatah yang memiliki persamaan makna atau arti.
Kemungkinan nama Betawi yang berasal dari jenis tanaman pepohonan ada kemungkinan benar. Menurut Sejarahwan Ridwan Saidi Pasalnya, beberapa nama jenis flora selama ini memang digunakan pada pemberian nama tempat atau daerah yang ada di Jakarta, seperti Gambir, Krekot, Bintaro, Grogol dan banyak lagi. “Seperti Kecamatan Makasar, nama ini tak ada hubungannya dengan orang Makassar, melainkan diambil dari jenis rerumputan” Sehinga Kata “Betawi” bukanlah berasal dari kata “Batavia” yang nama lama dari Kota Jakarta pada masa Hindia Belanda.
Perbedaan Bahasa Betawi Jakarta dengan Betawi Bekasi
Menurut para Ahli sejarawan dan budayawan yang telah di ulas sebelumnya, Bahasa Betawi Asli berasal dari masyarakat Betawi sendiri yang dahulu mendiami Kota Jakarta ( Batavia ) dan kota Pelindung Batavia ( Jabodetabek ), lalu karena banyaknya Masyarakat pendatang dari luar kota Jakarta banyak yang menetap, mengakibatkan masyarakat Asli betawi bergeser atau berpindah tempat ke Pinggiran Jakarta seperti Bekasi, depok, Tangerang, Karawang, Bogor, dan Banten.
Masyarakat betawi asli yang pindah tersebut membawa bahasa Asli Betawi, sedangkan Masyarakat Asli Betawi yang masih menetap di Jakarta ( Batavia ) berubah bahasa dikarenakan terjadi pencampuran antar bahasa dan juga budaya dengan kelompok Masyarakat Pendatang atau etnis ( seperti orang Sunda, Jawa, Bali, Bugis, Makassar, Ambon, dan Melayu serta suku-suku pendatang, seperti Arab, India, Tionghoa, dan Eropa ) Tak heran jika saat ini terdapat perbedaan Bahasa atau pengucapan kata serta budaya antara Betawi Jakarta dengan Bekasi.
Masyarakat pada umumnya saat ini banyak yang menyebut atau mengenal Betawi Bekasi dengan sebutan Betawi Pinggiran ( Betawi Ora ), sedangkan yang tinggal di Ibu Kota Jakarta menyebutnya dengan Betawi Pusat. Intinya adalah dari para Ahli mengatakan Aslinya tidak ada perbedaan antara Betawi Bekasi dengan Jakarta karena mereka satu Nenek moyang. Untuk Bekasi sendiri daerah yang masih menggunakan bahasa Betawi Ora adalah Cikarang, Babelan, Tambun masih menggunakan Logat Betawi Ora, sedangkan yang dikota Bekasinya sudah terjadi percampuran Bahasa.
Ini ada beberapa bahasa betawi Pinggiran:
Bagen = biarkan
Nibla=Loncat
Engkong =Kakek
Nyak=ibu
Baba=Bapak
Tegongan=tikungan
Jaro=Pagar dr bambu
Gutekan=area wilaah
Tolong pembaca tambain lagi yak!
mamang=paman.
Semoga Bahasan ini bermanfaat bagi yang Ingin Mengetahui asal bahasa Betawi Bekasi, Untuk lebih jelasnya bisa mencari literatur lainnya di Perpustakaan Nasional, atau bertanya kepada tokoh – tokoh Sejarah dan Budaya.
Sumber : http://www.bekasiurbancity.com/blog/2014/05/07/asal-bahasa-betawi-bekasi/
Mamang/Emang itu sapaan untuk orang Sunda khususnya Lelaki yang lebih tua.
BalasHapuswaduh mau di klaim nih.
Memangnya hanya punya sunda? Orang cirebon jg klo nyebut paman ya mamang/mang
HapusBetawi itu asimilasi berbagai budaya.. yang sekian lama bercampur membentuj identitas sendiri.. maknya bahasanya campur2 ada melayu,cina,sunda,jawa,arab..
BalasHapusBetawi itu asimilasi berbagai budaya.. yang sekian lama bercampur membentuj identitas sendiri.. maknya bahasanya campur2 ada melayu,cina,sunda,jawa,arab..
BalasHapus