Semarak Idul Fitri telah usai. Momen selanjutnya yang dinanti adalah Lebaran Haji alias Hari Raya Idul Adha. Eits, tapi sebelum itu ada musim satu lagi yang tak boleh dilewatkan oleh para jombolers, apalagi kalau bukan musim kawin! Ehh, nikah maksudnya.
Di postingan kali ini, saya akan bercerita tentang proses pernikahan ala Betawi. Penulis buku Agustinus Wibowo bilang, jika Anda ingin melihat kebudaya asli dari masyarakat setempat, datangilah pesta pernikahan mereka. So, here we go, this is Betawi traditional weding ceremony ^.^
Para calon pengantin yang ingin memakai adat Betawi, khususnya dari pihak lelaki, silakan diperhatikan rangkaian peristiwanya. Kira-kira hal apa saja yang dibutuhkan dan dipersiapkan saat ingin meminang gadis Betawi. Kira-kira berapa budget yang harus dipersiapkan, mulai dari proses lamaran hingga resepsi. Semoga bermanfaat :)
Pada umumnya, adat pernikaan Betawi terbagi menjadi dua, yakni saat lamaran dan hari H. Di Betawi tidak ada ritual upacara memandikan pengantin seperti budaya lainnya. Ritual itu tetap ada, tapi tidak untuk konsumsi umum, lebih kepada salah satu rangkaian mutih sebelum pernikahan. Lengkapnya akan saya ceritakan di postingan ini.
LAMARAN
Sebagai “tanda jadi” agar si wanita tidak dibawa kabur oleh lelaki lain, khitbah atau lamaran adalah proses yang wajib dilewati sebelum menikah. Lalu, bagaimana proses lamaran ala Betawi?
Biasanya sebelum hari lamaran tiba, calon pasangan pengantin akan mempersiapkan sebuah cincin untuk dipakaikan ke calon mempelai wanita pada saat hari lamaran. Jumlah budget yang dimiliki lelaki disesuaikan dengan desain dan jenis bahan perhiasan (emas kuning/emas putih/perak). Ibaratnya cincin ini adalah hadiah untuk sang calon isteri.
Setelah disepakati waktu lamaran, rombongan keluarga laki-laki (biasanya terdiri dari orang tua calon mempelai pria, mak comblang, saudara dan tetangga dekat) akan datang membawa sejumlah hadiah untuk keluarga dan calon pengantin perempuan. Barang yang biasa dibawa adalah roti tawar dan sirup merah, sirih lamaran, pisang raja. Lainnya bisa berupa parsel buah atau bahan baju untuk calon mempelai wanita.
Di acara lamaran ini, ada perwakilan pembicara dari rombongan laki-laki (pengantar), ada juga perwakilan pembicara dari rombongan perempuan (penerima). Acara dibuka dengan pernyataan maksud kedatangan rombongan laki-laki ke rumah keluarga perempuan. Kemudian disambut oleh wakil dari keluarga wanita yang intinya menerima niatan dari keluarga laki-laki untuk meminang anak perempuan mereka.
Nah, dalam kondisi ini, calon pengantin wanita berada di dalam kamar dan tidak keluar hingga dipanggil oleh salah seorang keluarganya untuk dipakaikan cincin yang sudah dipesan sebelumnya. Setelah sesi pembukaan selesai, barulah segmen pemakaian cincin di jari kiri calon pengantin wanita dan dilanjutkan dengan doa, lalu ramah tamah alias makan-makan.
Tidak ada persiapan khusus bagi calon pengantin wanita. Biasanya hanya make up standar, tanpa harus menyewa seorang tata rias atau hijab stylish. Namun, hal ini bersifat fleksibel. Kalau mau sewa jasa tersebut, ya tidak apa. Oiya, pada saat lamaran ini biasanya calon pengantin pria tidak ikut datang. Jadi benar-benar orang tua dan sanak saudaranya saja yang datang. Waktu saya siiih, saya paksa calon saya untuk datang :D
Barang-barang bawaan (utama makanan) yang dibawa oleh rombongan laki-laki akan dibagikan ke sanak saudara dan kerabat keluarga wanita. Oleh karena itu, bakal basa (simbol) banget kalau ada orang yang ngebagiin roti tawar dan sirop ke saudara atau tetangganya. Ini pertanda lamaran telah dilangsungkan. Biasanya, tak lama setelah itu resepsi pernikahan dilaksanakan.
Nantinya, pihak keluarga wanita akan datang ke rumah calon pengantin pria. Istilahnya mulangin sirih. Ada beberapa jenis kue yang dibawa, masing-masing jenis dibawa secara berpasang-pasangan (2 buah). Dalam pertemuan ini akan dibicarakan hari pernikahan, apa mahar yang diminta, berapa uang belanja yang dimaui, prosesi apa aja yang diminta pihak wanita pada saat hari H (ada palang pintu atau tidak).
PRARESEPSI PERNIKAHAN
Seperti yang saya katakan di atas, dalam adat Betawi tidak ada ritual khusus untuk konsumsi publik pada saat praresepsi pernikahan (macem siraman dalam adat jawa). Kalau pun ada ritual mandi kembang (hanya) untuk calon pengantin wanita, itu lebih diperuntukkan menjaga calon mempelai wanita agar tidak keluar keringat saat hari pernikaahan nanti. Yaaa you know, kalau udah keringetan, riasan luntur semua. Wajah mengkilat, lalu jelek deh penampakkannya kalau difoto, hihihihi. Dalam tradisi Betawi, agak jarang resepsi dilaksanakan di gedung. Mereka lebih memilih mengadakan resepsi di rumah sendiri. “Biar lebih puas, biar tamu yang datang bisa berlama-lama, biar bisa banyak ngobrol dengan tamu-tamu yang jarang ketemu,” itulah serentetan alasan mereka.
Seminggu sebelum nikah, biasanya calon mempelai wanita dilarang mengonsumsi makanan-makanan yang enak-enak alias mutih. Usahakan makan makanan yang hambar, tanpa garam, tanpa kecap, tidak boleh terlalu manis, tidak makan sayur. saya sebenarnya rada bingung. Kenapa tidak boleh makan sayur? Bisa-bisa saya lemas karena sayur banyak sekali zat gizi, utamanya vitamin dan mineral. Sekali melanggar, gagallah efeknya. Pengantin akan bajir keringat di hari H.
Selain konsumsi makanan tertentu, biasanya calon pengantin wanita tidak diizinkan keluar rumah seminggu sebelum hari H. Namun, seiring perkembangan zaman, hal ini sudah tidak berlaku lagi. Biasanya 3 hari sebelum hari H, calon pengantin wanita diminta rehat dari segala rutinitas. Ini diperuntukkan menajaga stamina di hari H.
Selama tiga hari sebelum hari H pula, calon pengantin wanita diminta untuk minum jamu yang sudah “dibaca-bacain”. Selama dua hari menjelang hari H, dilakukan perawatan tubuh, mulai dari pemakaian lulur yang baunya wangiiii sekali hingga ditangas. Biasanya ada orang tertentu yang berprofesi “merawat” pengantin. Waktu saya si nenek yang melakukannya. Pengantin tidak asal “dipelihara, tentunya ada bacaan-bacaan tertentu supaya acara berjalan lancara.
Apa yang dilakukan calon pengantin wanita saat ditangas? Sang perawat pengantin akan memasak air yang dicampur dengan daun pandan (saya kurang tahu apakah hanya daun pandan atau ditambah dedaunan lainnya). Setelah air matang, dituangkan ke dalam dandang. Nantinya si calon pengantin ini akan duduk di kursi menghadap dandang dalam kondisi bugil dan berselimutkan rapat tikar pandan. Iya, calon penagntin bugil di dalam sana, sambil mengaduk-aduk dandang menggunakan sendok. Ini diperuntukkan mengeluarkan uap dari air panas itu, sehingga memicu keringat keluar dari tubuh calon pengantin wanita.
Jika airnya sudah tidak panas dan keringat dirasa banyak keluar, proses tangas selesai. Lalu, sang calon pengantin wanita dimandikan air kembang sambil “dibaca-bacain” lagi oleh sang pemelihara pengantin.
Yup prosesi ini tujuannya sekali lagi agar keringat tidak keluar di hari H dan tubuh si wanita tidak bau keringat. Oiya untuk lulur, lulurnya bukan lulur biasa yang ada di iklan-iklan tv, lho ya. Saya lupa merk lulurnya :D Ada dua jenis lulur pokoknya, warna putih dann warna kuning dan itu semua saya dapatkan dari nenek saya, sang pemelihara calon pengantin wanita.
Jujur pada saat sesi “pelihara pengantin” ini, saya tidak melakukannya dengan sempurna. Makan saya cukup selebor. Hehehe. Alhasil, begitu hari H keringat banyak keluar. Belum lagi rasa pusing karena mahkota yang saya pakai untuk pakaian adat Betawi beraaaat banget. Kata mama saya, selagi dia jadi pengantin, rangkaian “pelihara pengantin” ini dilalui secara sempurna. Keringat tidak satu pun keluar dari tubuhnya. Well, who knows :D
Kalau untuk calon pengantin pria, tidak ada ritual khusus. Paling hanya pergi ke salon untuk ngerapiiin diri. Intinya tidak seribet yang dialami calon mempelai wanita.
PERNIKAHAN
Yippiii.. Ini hari yang paling dinanti-nanti.
Yup, pagi sebelum ijab qabul dilaksanakan, calon mempelai wanita dilarang mandi. Hihihi iya jadi saya kala itu tidak mandi *ngaku* Alasannya saya sendiri tidak tahu kenapa. Mungkin takut keringetnya keluar lagi dan jampi-jampinya ilang kali ya. Yang jelas malam pasca mandi kembang, habis itu istirahat, bangun pagi, sarapan, langsung make up.
Ada serangkaian acara yang harus dilewati kedua calon pengantin sebelum ijab qabul, diantaranya calon pengantin laki-laki beserta rombongan diarak sambil diiringi shalawat atau rebana ketimpring menuju ke lokasi akad. Kemudian, dilanjutkan sesi palang pintu, baru akad nikah. Secara keseluruhan, adat nikah di Kompasiana mengacu pada peraturan agama Islam.
Arak-arakan
Untuk arak-arakan, kalau rumah kedua calon pengantin deket, dilangsungkan arak-arakan dari rumah ke rumah. Namun, kalau letaknya jauh atau lokasi tidak berada di rumah, biasanya cukup diputuskan saja di mana lokasi start dan finish-nya.
Kalau mau lebih seru lagi, arak-arakan ini diiringi dengan marawis atau rebana ketimpring. Pengantin dan orangtuanya jalan ke lokasi acara, ada juga yang naik delman dan diiringi oleh dua ondel-ondel. Pemimpin rombongan juga akan membawa semacam pohon yang terbuat dari bunga kertas. Di dalamnya juga terselip uang, biasanya pecahan dua ribuan. Uang ini akan diperebutkan oleh rombongan pihak laki-laki ataupun besan (perempuan).
Oiya, seminggu sebelum akad nikah, keluarga laki-laki biasanya mengundang para tetangga dan sanak saudaranya untuk ikut mengantarkan anak laki-laki mereka menikah di hari H. Acaranya namanya besanan. Bersamaan dengan itu, para tentangga dan kerabat dimintakan sumbangan, bisa berupa parsel atau roti buaya atau roti kepiring atau seprei. H-1 para tetangga dan sanak saudara akan membawakan sumbangannya ke rumah calon penganti pria.
Di hari H saat arak-arakan, barang-barang yang berasal dari para tetangga dan kerabat ini akan dibawa ke rumah calon mempelai wanita pada saat arak-arakan. Barang-barang ini dibawa bersamaan dengan mahar, uang belanja (uang untuk membeli seperangkat isi kamar pengantin: tempat tidur, lemari, meja rias, nakas), barang seserahan (meliputi: toileteries, pakaian dalam, baju tidur, mukena, Al-Quran, sepatu, handuk, tas, make up). Selain itu ada pula roti buaya, roti kepiting, dan kudangan. Semua barang ini hadiah untuk calon mempelai wanita dan pria ketika sudah berumah tangga nanti.
Sejumlah parsel yang dibawakan romobongan pengantin pria untuk pengantiin wanita |
Roti buaya ini wajib ada saat pernikahan Betawi. Mengambil perilaku buaya yang hanya menikah sekali seumur hidup, hal ini dipercaya masyarakat Betawi secara turun-temurun. Harapannya pernikahan yang dilangsungkan juga akan terjadi sekali seumur hidup dengan dilandasi kesetiaan. Belakangan, selain roti buata juga ada roti kepiting yang mengantarkan calon mempelai pria ke rumah wanita.
Ada lagi yang namanya kudangan. Kudangan ini berasal dari kayu atau bambu yang berbentuk perahu. Nantinya bisa dimodif, apakah tampak seperti perahu biasa atau dihias lagi sehingga bentuknya seperti perahu bebek. Kudangan ini berisikan bahan makanan pokok serta peralatan dapur yang meliputi: beberapa papan pete, ikan asin, sayur-mayur, kue dodol dan khas betawi lainnya, dandang, panci, penggorengan, telor asin-sirih-ikan yang dihias. Berdasarkan informasi dari situs ini, kudangan harus dipenuhi laki-laki karena menyangkut keinginan isteri yang akan mengandung dan melahirkan anak dari laki-laki tersebut.
Ada lagi yang namanya kudangan. Kudangan ini berasal dari kayu atau bambu yang berbentuk perahu. Nantinya bisa dimodif, apakah tampak seperti perahu biasa atau dihias lagi sehingga bentuknya seperti perahu bebek. Kudangan ini berisikan bahan makanan pokok serta peralatan dapur yang meliputi: beberapa papan pete, ikan asin, sayur-mayur, kue dodol dan khas betawi lainnya, dandang, panci, penggorengan, telor asin-sirih-ikan yang dihias. Berdasarkan informasi dari situs ini, kudangan harus dipenuhi laki-laki karena menyangkut keinginan isteri yang akan mengandung dan melahirkan anak dari laki-laki tersebut.
Kudangan |
Palang Pintu
Palang pintu adalah seni bela diri betawi yang biasa dipakai di acara-acara budaya Betawi. Saat di acara pernikahan gini, begitu arak-arakan rombongan calon pengantin laki-laki sampai di lokasi akad atau rumah calon mempelai wanita, rombongan akan berhenti di depan rumah mempelai wanita. Di sana mereka sudah dihadang oleh para jawara dari calon mempelai wanita.
Sesi palang pintu ini akan dibuka dengan pernyataan maksud kedatangan rombongan laki-laki, yang kemudian berbalas-balasan pantun, dan adu silat. Pada saat sesi balas pantun ini biasanya gelak tawa akan mewarnai para hadirin di sana karena dikemas secara jenaka. Nah, giliran adu silat, ini serunya. Para jawara dari pihak wanita maupun laki-laki akan berantem menggunakan benda tajam, yakni golok. Peraturannya, jawara laki-laki harus berhasil mengalahkan jawara dari pihak perempuan. Tentunya semua ini sudah diatur secara skenario.
Jika jawara laki-laki sudah berhasil mengalah kan jawara pihak perempuan, maka rombongan calon pengantin laki-laki dipersilakan masuk ke ruangan dan melangsugnkan sesi akad nikah.
Akad Nikah
Prosesi pernikahan dalam adat Betawi memisahkan antara pihak mempelai lelaki dan wanita. Sedari arak-arakan hingga ijab qabul selesai, calon mempelai wanita berada di kamar. Jadi, begitu rombongan pria datang, masuk ke acara pembuka, sambutan dari pihak mempelai laki-laki yang dibalas dengan sambutan dari mempelai wanita. Dalam sambutan ini, perwakilan dari mempelai laki-laki merinci apa-apa saj ayang dibawa oleh rombongan, yang meliputi: mahar, uang belanja, parsel dan kudangan yang dibawa. Penyebutan nominal mahar wajib, lainnya tidak dirinci penyebutannya.
Acara pun dilanjut ke khutbah nikah dari kedua perwakilan calon pengantin laki-laki dan perempuan Selanjutnya masuk ke ijab qobul. Pada saat ijab qobul, orangtua perempuan boleh mewakilkannya kepada yang dianggap lebih terhormat, biasanya ulama setempat. Pada akhirnya, calon pengantin laki-laki akan berjabatan tangan dengan wakil orangtua perempuan.
Dihadapan para saksi dan syarat-syarat nikah dalam ajaran Islam, ijab qabul diucap. Sejak saat itu hubungan kedua insan tersebut sah secara agama dan hukum negara Indonesia. Setlah ijab qabul selesai dilaksanakan, dilanjutkan dengan pembacaan janji suami. Selanjutnya, suami menjemput isterinya dan membawanya ke hadirin untuk menandatangani sejumlah dokumen pernikahan. Kekinian, salah seorang anggota dari pihak perempuan yang menjemput pengantin wanita. Setelah proses penandatanganan selesai, bisa dilanjutkan ke tausiah (ceramah pernikahan) atau salam-salaman kepada hadirin yang datang untuk meminta restu.
Yup, itulah prosesi pernikahan ala Betawi. Panjang yah proses yang mendahuluinya. Namun, acara intinya, yakni ijab qabul hanya sebentar dan singkat sekali. Mengutip (kurang lebih) dari ulama yang menghadiri pernikahan saudara saya, beliau mengatakan, penyaksian ijab qabul ini baiknya dihadiri oleh banyak orang sebab proses ini tidak hanya untuk sang pengantin, tetapi juga bagi mereka yang sudah ataupun belum menikah. Prosesnya memang hanya sebentar, tapi berkahnya banyak sekali. Mulai dari sini seluruh aktivitas dua insan manusia ini dihalalkan oleh Alloh SWT. Alloh juga membukakan pintu rezeki mereka.
Untuk yang sudah menikah, dengan menyaksikan prosesi ini diharapkan mampu menjadi pengingat atas tujuan awal pernikahan mereka. Untuk yang belum menikah, diharapkan bisa segera menikah.
Oleh Nisa_Icha
0 Response to "Buat Para Jomblo'ers, Ini Tradisi Pernikahan ala Betawi.."
Posting Komentar