Budayawan Ridwan Saidi menilai Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tidak sewajarnya mengadakan pesta di hari pelantikannya. Sebab, rakyat belum bisa merasakan kinerja Jokowi namun sudah mengadakan pesta.
"Pestanya tidak sebesar yang diperkirakan paling cuma 30 ribu orang yang datang tapi tetap saja pesta itu tidak wajar untuk diadakan," katanya kepada Harian Terbit, Senin (20/10/2014).
Dia juga menilai pesta tersebut hanya membuang-buang uang saja, meskipun dana yang dipakai bukan merupakan uang negara. Menurutnya jika Jokowi dan relawannya membuat ingin membuat sesuatu yang positif maka lebih baik uang tersebut disumbangkan kepadanorang yang tidak mampu.
"Dari pada bikin pesta seperti yang gak ada gunanya lebih bagus uangya disumbang ke orang miskin, ke kaum disabilitas. Itu lebih terhormat," ujarnya.
Dalam pesta ini pula, lanjutnya, Jokowi mencitrakan jauh dari kesan kerakyatan karena dia menaiki kereta kuda kencana yang melambangkan seseorang yang lebih tinggi dari rakyat biasa.
"Pesta ini kan dibuat untuk pencitraan Jokowi sama JK tapi malah tidak mencitrakan sebagai rakyat kecil karena dia menaiki kereta kuda kerajaan bukan kereta kuda rakyat," imbuhnya.
Selain itu, pesta yang diadakan di daerah Monumen Nasional (Monas) ini akan menjadi ironis ketika nanti pemerinrahan Jokowi akan menaikan harga BBM dimana harga kebutuhan juga akan naik dan rakyat akan sengsara.
"Kita lihat aja nanti abis pesta BBM bakal naik apa tidak," pungkasnya.
Senada dengan Ridwan, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menilai rakyat hanya dibiarkan senang sesaat karena sebentar lagi pemerintah akan menaikan harga BBM
"Pasti kaget masyarakat, tapi sebentar saja enggak apa apa," tegasnya.
Menurutnya pemerintah juga tidak punya pilihan selain menaikan harga BBM. Jika tidak maka APBN tidak akan seimbang karena harus menanggung subsidi BBM.
"Kalau tidak dinaikkan kita akan terus menderita. Sekarang mumpung enggak harus ke DPR, naikkan saja. Sudah seharusnya dinaikkan. Enggak ada ruang fiskal lagi," tutupnya.
"Pestanya tidak sebesar yang diperkirakan paling cuma 30 ribu orang yang datang tapi tetap saja pesta itu tidak wajar untuk diadakan," katanya kepada Harian Terbit, Senin (20/10/2014).
Dia juga menilai pesta tersebut hanya membuang-buang uang saja, meskipun dana yang dipakai bukan merupakan uang negara. Menurutnya jika Jokowi dan relawannya membuat ingin membuat sesuatu yang positif maka lebih baik uang tersebut disumbangkan kepadanorang yang tidak mampu.
"Dari pada bikin pesta seperti yang gak ada gunanya lebih bagus uangya disumbang ke orang miskin, ke kaum disabilitas. Itu lebih terhormat," ujarnya.
Dalam pesta ini pula, lanjutnya, Jokowi mencitrakan jauh dari kesan kerakyatan karena dia menaiki kereta kuda kencana yang melambangkan seseorang yang lebih tinggi dari rakyat biasa.
"Pesta ini kan dibuat untuk pencitraan Jokowi sama JK tapi malah tidak mencitrakan sebagai rakyat kecil karena dia menaiki kereta kuda kerajaan bukan kereta kuda rakyat," imbuhnya.
Selain itu, pesta yang diadakan di daerah Monumen Nasional (Monas) ini akan menjadi ironis ketika nanti pemerinrahan Jokowi akan menaikan harga BBM dimana harga kebutuhan juga akan naik dan rakyat akan sengsara.
"Kita lihat aja nanti abis pesta BBM bakal naik apa tidak," pungkasnya.
Senada dengan Ridwan, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menilai rakyat hanya dibiarkan senang sesaat karena sebentar lagi pemerintah akan menaikan harga BBM
"Pasti kaget masyarakat, tapi sebentar saja enggak apa apa," tegasnya.
Menurutnya pemerintah juga tidak punya pilihan selain menaikan harga BBM. Jika tidak maka APBN tidak akan seimbang karena harus menanggung subsidi BBM.
"Kalau tidak dinaikkan kita akan terus menderita. Sekarang mumpung enggak harus ke DPR, naikkan saja. Sudah seharusnya dinaikkan. Enggak ada ruang fiskal lagi," tutupnya.
0 Response to "@KongRidwanSaidi Kritik Pesta Rakyat Pelantikan Jokowi..!!!"
Posting Komentar