GoBetawi.com - Budaya Betawi memiliki rumpun kesenian sastra lisan atau teater tutur yang mirip dengan "stand up comedy" bernama lakon Jantuk, kata pewaris kebudayaan Betawi dari Lembaga Kebudayaan Betawi Atien Kisam.
"Jantuk itu masuk dalam rumpun kesenian topeng Betawi, topeng dalam bahasa Betawi itu pertunjukan tari musik dan teater. Ini salah satu sastra lisan atau teater tutur dari Betawi," kata Atien saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.
Atien menuturkan topeng Betawi memiliki dua lakon, yakni pertunjukan tentang legenda atau kisah kekinian dan yang kedua ialah lakon Jantuk. Lakon Jantuk biasa dipertunjukan dalam acara menjelang pernikahan seperti halnya Palang Pintu dari Betawi.
"Yang kedua adalah lakon Pak Jantuk, di mana lakon Jantuk ini adalah lakon untuk penasehat di dalam perkawinan. Tapi dia disampaikan lewat komedi, ini juga disebut sebagai lakon yang punya teater tutur sastra lisan di mana ada ungkapan-ungkapan, bernyanyi, bersenandung, dan pantun," kata guru silat Betawi yang akrab disapa Bang Atien ini.
Jantuk sendiri merupakan karakter seorang tokoh Betawi paruh baya yang kerap memberikan nasehat kepada pasangan yang melangsungkan pernikahan. Materi nasehat tersebut, kata Atien, yang berkaitan dengan persoalan kehidupan rumah tangga.
"Pada dahulu (lakon Jantuk) sangat sangat digandrungi. Karena buat nasehat orang pernikahan, karena orang berkawin itu bukan hanya menjalani bahtera rumah tangga saja tapi apabila ada gelombang sadar ngga kita menjalaninnya, nah itu ada pantun nasehat dari lakon Pak Jantuk itu sendiri," jelas Ketua Seksi Tari di Lembaga Kebudayaan Betawi tersebut.
Atien mengungkapkan saat ini lakon Jantuk sudah sangat jarang ditemui dalam acara pernikahan atau pentas lainnya karena budaya tersebut sudah mulai menghilang.
"Sekarang jarang sekali dipentaskan. Kenapa, karena penggemarnya (yang) dahulu, penikmatnya dahulu sudah tidak ada jadi (sekarang) tidak ada yang tahu," kata Atien.
Menurut dia untuk memerankan karakter seorang Jantuk dinilai sulit dan butuh keahlian khusus. "Sulit juga, ngga semua orang bisa. Karena dia mantun, dia bergerak, dia juga menasehati, itu tidak mudah," kata Atien.
Karakter Jantuk sendiri kerap diperankan oleh tokoh Betawi yang kerap disapa Haji Bokir. Namun setelahnya sudah jarang terlihat orang yang memerankan Jantuk ketika tokoh Betawi tersebut wafat. (Antara)
"Jantuk itu masuk dalam rumpun kesenian topeng Betawi, topeng dalam bahasa Betawi itu pertunjukan tari musik dan teater. Ini salah satu sastra lisan atau teater tutur dari Betawi," kata Atien saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.
Atien menuturkan topeng Betawi memiliki dua lakon, yakni pertunjukan tentang legenda atau kisah kekinian dan yang kedua ialah lakon Jantuk. Lakon Jantuk biasa dipertunjukan dalam acara menjelang pernikahan seperti halnya Palang Pintu dari Betawi.
"Yang kedua adalah lakon Pak Jantuk, di mana lakon Jantuk ini adalah lakon untuk penasehat di dalam perkawinan. Tapi dia disampaikan lewat komedi, ini juga disebut sebagai lakon yang punya teater tutur sastra lisan di mana ada ungkapan-ungkapan, bernyanyi, bersenandung, dan pantun," kata guru silat Betawi yang akrab disapa Bang Atien ini.
Jantuk sendiri merupakan karakter seorang tokoh Betawi paruh baya yang kerap memberikan nasehat kepada pasangan yang melangsungkan pernikahan. Materi nasehat tersebut, kata Atien, yang berkaitan dengan persoalan kehidupan rumah tangga.
"Pada dahulu (lakon Jantuk) sangat sangat digandrungi. Karena buat nasehat orang pernikahan, karena orang berkawin itu bukan hanya menjalani bahtera rumah tangga saja tapi apabila ada gelombang sadar ngga kita menjalaninnya, nah itu ada pantun nasehat dari lakon Pak Jantuk itu sendiri," jelas Ketua Seksi Tari di Lembaga Kebudayaan Betawi tersebut.
Atien mengungkapkan saat ini lakon Jantuk sudah sangat jarang ditemui dalam acara pernikahan atau pentas lainnya karena budaya tersebut sudah mulai menghilang.
"Sekarang jarang sekali dipentaskan. Kenapa, karena penggemarnya (yang) dahulu, penikmatnya dahulu sudah tidak ada jadi (sekarang) tidak ada yang tahu," kata Atien.
Menurut dia untuk memerankan karakter seorang Jantuk dinilai sulit dan butuh keahlian khusus. "Sulit juga, ngga semua orang bisa. Karena dia mantun, dia bergerak, dia juga menasehati, itu tidak mudah," kata Atien.
Karakter Jantuk sendiri kerap diperankan oleh tokoh Betawi yang kerap disapa Haji Bokir. Namun setelahnya sudah jarang terlihat orang yang memerankan Jantuk ketika tokoh Betawi tersebut wafat. (Antara)
Klik Download Untuk Aplikasi Android GoBETAWI.com
0 Response to "Eh Ternyata, Sejak Dahulu Betawi Punya Stand Up Comedy Bernama Lakon Jantuk"
Posting Komentar