.gif)
GoBetawi.com - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menegaskan, pihaknya dan warga Jakarta mendukung penggusuran lokalisasi Kalijodo, yang akan dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Sebab, pelacuran di mana pun bertentangan dengan norma agama, dan etika masyarakat.
“Pelacuran itu tidak sesuai dengan norma hukum apa pun,” tegas Hidayat Nur Wahid ketika menerima Rumpun Masyarakat Betawi di Gedung MPR RI Jakarta, Jumat (19/2/2016).
Menurut Hidayat, penggusuran lokalisasi di satu sisi tidak boleh diiringi dengan rencana mendirikan lokalisasi di tempat yang lain. “Jadi, kita harus membantu upaya untuk menciptakan Jakarta, yang lebih baik,” ujarnya.
Politisi PKS itu menilai warga Betawi itu ramah dan penuh sopan-santun. Karena itu kalau ada organisasi yang aneh-aneh itu bukan karena Betawinya, melainkan orang luar yang memanfaatkan untuk tujuan tertentu.
“Masyarakat Betawi adalah masyarakat yang terbuka dan apa adanya. Maka ormas yang ada harus mampu memperkuat persatuan. Saya yakin organisasi dibentuk bukan untuk melanggar hukum,” ujarnya.
Keterbukaan masyarakat Betawi terhadap kaum pendatang terbukti di Jakarta, banyak nama kampung berdasarkan suku, seperti Kampung Melayu, Kampung Arab, Kampung Ambon, Kampung Bali, Kampung China, Kampung Jawa,, dan sebagainya.
“Masayarakat Betawi masyarakat yang menerima kedatangan dari berbagai pihak sehingga Jakarta menjadi majemuk,” tambahnya.
Menepis Stigma Betawi Arogan
Nur Ali selaku Ketua Rumpun Masyarakat Betawi (RMB) mengatakan, bahwa organisasi RMB telah didirikan enam tahun lalu. Salah satu tujuannya organisasi yang berkantor di Condet, Jakarta Timur, itu dibentuk untuk menepis stigma bahwa masyarakat Betawi adalah masyarakat yang arogan.
Menurut Nur Ali, kedatangan diri bersama pengurus meminta Hidayat Nur Wahid menjadi pembina RMB. “Ya sebagai pengarah, memberi arahan kepada organisasi ini,” katanya. (win)
Sebab, pelacuran di mana pun bertentangan dengan norma agama, dan etika masyarakat.
“Pelacuran itu tidak sesuai dengan norma hukum apa pun,” tegas Hidayat Nur Wahid ketika menerima Rumpun Masyarakat Betawi di Gedung MPR RI Jakarta, Jumat (19/2/2016).
Menurut Hidayat, penggusuran lokalisasi di satu sisi tidak boleh diiringi dengan rencana mendirikan lokalisasi di tempat yang lain. “Jadi, kita harus membantu upaya untuk menciptakan Jakarta, yang lebih baik,” ujarnya.
Politisi PKS itu menilai warga Betawi itu ramah dan penuh sopan-santun. Karena itu kalau ada organisasi yang aneh-aneh itu bukan karena Betawinya, melainkan orang luar yang memanfaatkan untuk tujuan tertentu.
“Masyarakat Betawi adalah masyarakat yang terbuka dan apa adanya. Maka ormas yang ada harus mampu memperkuat persatuan. Saya yakin organisasi dibentuk bukan untuk melanggar hukum,” ujarnya.
Keterbukaan masyarakat Betawi terhadap kaum pendatang terbukti di Jakarta, banyak nama kampung berdasarkan suku, seperti Kampung Melayu, Kampung Arab, Kampung Ambon, Kampung Bali, Kampung China, Kampung Jawa,, dan sebagainya.
“Masayarakat Betawi masyarakat yang menerima kedatangan dari berbagai pihak sehingga Jakarta menjadi majemuk,” tambahnya.
Menepis Stigma Betawi Arogan
Nur Ali selaku Ketua Rumpun Masyarakat Betawi (RMB) mengatakan, bahwa organisasi RMB telah didirikan enam tahun lalu. Salah satu tujuannya organisasi yang berkantor di Condet, Jakarta Timur, itu dibentuk untuk menepis stigma bahwa masyarakat Betawi adalah masyarakat yang arogan.
Menurut Nur Ali, kedatangan diri bersama pengurus meminta Hidayat Nur Wahid menjadi pembina RMB. “Ya sebagai pengarah, memberi arahan kepada organisasi ini,” katanya. (win)
Klik Download Untuk Aplikasi Android GoBETAWI.com
0 Response to "Warga Betawi Dukung Penutupan Lokalisasi Kalijodo"
Posting Komentar